Hari AIDS Sedunia Diperingati 1 Desember, Simak Sejarah hingga Perbedaan HIV dan AIDS
Hari pertama di bulan Desember, diperingati sebagai Hari Aids sedunia.
Hari Aids pertama kali ditetapkan pada tanggal 1 Desember sejak tahun 1988.
Hari Aids (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan hari internasional yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit Aids yang disebabkan oleh Virus Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Dilansir dari laman Unaids.org, tercatat pada tahun 2017, tiga perempat dari orang yang hidup dengan HIV (75%) tahu status HIV mereka, dibandingkan dengan hanya dua pertiga (67%) pada tahun 2015, dan 21,7 juta orang yang hidup dengan HIV (59%) memiliki akses ke terapi antiretroviral, naik dari 17,2 juta pada tahun 2015.
Akan tetapi dari laporan tersebut, menunjukkan bahwa 9,4 juta orang yang hidup dengan HIV tidak tahu bahwa mereka hidup dengan virus yang sangat perlu mendapatkan penanganan tes dan juga perawatan HIV.
Meskipun jumlah orang yang hidup dengan HIV mengalami peningkatan 10 point persentase dalam tiga tahun terakhir yakni mencapai 47% pada tahun 2017, sebanyak 19, 7 juta orang yang hidup dengan HIV masih belum memiliki rasa ingin menekan virus tersebut.
Diketahui bahwa agar penderita HIV tetap sehat dan mencegah penularan, maka penyebaran virus harus ditekan melalui terapi antiretoviral yang berkelanjutan.
Data tersebut kemudian menjadi permasalahan besar bagi kesehatan masyarakat dalam sejarah yang ada.
Lalu seperti apa sejarah Hari Aids ?
Dikutip dari wikipedia.org, Hari Aids, pertama kali dicanangkan pada Agustus 1987 oleh James W. Burn dan Thomas Netter.
Mereka adalah dua petugas informasi publik untuk Program Global tentang AIDS di organisasi Kesehatan Dunia di Jenewa, Swiss.
Ide dari kedua tokoh tersebut kemudian dibawa ke Dr Jonathan Mann, Direktur Program Global tentang Aids (saat ini dikenal dengan UNAIDS).
Dr. Jonathan lantas menyetujui rekomendasi tersebut.
Sejak pertama kali direkomendasikan dan disetujui, akhirnya Hari AIDS Sedunia dideklarasikan mulai 1 Desember 1988.
Dalam dua tahun pertama, tema Hari AIDS Sedunia berfokus pada anak-anak dan remaja.
Namun akhirnya tema tersebut dikritik dan ditentang oleh beberapa pihak.
Mereka memberikan pernyataan bahwa orang-orang dari segala usia juga bisa terjangkit virus HIV.
Setelah banyaknya kritikan yang masuk terkait tema yang difokuskan pada anak-anak dan remaja, akhirnya pada tahun 1997, UNAIDS menciptakan kampanye AIDS untuk fokus pada komunikasi, pencegahan, dan pendidikan sepanjang tahun.
Akhirnya pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2010, tema Hari Aids yakni "Hentikan AIDS, Jaga Janjinya" dengan sebuah sub-tema tahunan yang berganti-ganti.
Lalu, pada tahun 2014, Kampanye tentang HIV/AIDS menjadi sebuah organisasi independen.
Pada setiap tahunnya, Paus Yohanes II dan juga Benerdiktus XVI, selalu menyampaikan pesan dan juga ucapan selamat bagi pasien dan juga dokter di Hari Aids sedunia.
Pada tahun 2016, Lembaga Swadaya Masyarakat yang berfokus pada HIV dan juga Aids, memulai kampanye untuk mengganti nama Hari Aids Sedunia menjadi Hari HIV sedunia.
Perubahan tersebut diklaim akan lebih menfokuskan pada isu-isu keadilan sosial, kemajuan dan juga perawatan.
Di Amerika Serikat, di Gedung Putih, mulai menandai Hari Aids sedunia dengan tampilan ikon pita kaki sejauh 8.5 kaki (8.5 m) di Gedung North Portico pada tahun 2017.
Simbol tersebut digunakan secara internasional untuk melambangkan perang terhadap AIDS.
Pita tersebut kemudian menjadi simbol keprihatinan kepada orang-orang yang terkena HIV/AIDS.
Pemerintah Gedung Putih kemudian mengusulkan untuk membuat pajangan yang akan melambangkan komitmen Amerika Serikat untuk memerangi virus Aids di dunia.
Pernyataan untuk mendeklarasikan Hari Aids di tanggal 1 Desember juga diberikan oleh Presiden Donald Trump pada 30 November 2017 lalu.
Mengenal HIV dan AIDS
HIV maupun Aids sering kali disandingkan menjadi suatu kondisi yang sama.
Padahal sebenarnya keduanya merupakan diagnosis yang berbeda.
Dikutip dari Kompas.com, HIV merupakan virus yang bisa menyebabkan suatu kondisi yang disebut Aids.
Dengan kata lain, Aids merupakan suatu kondisi setelah seseorang dinyatakan terinfeksi virus HIV.
Virus HIV menginfeksi manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga membuatnya menjadi tidak bisa bekerja secara efektif.
Virus HIV hidup dalam cairan tubuh seperti darag, air mani, dan juga cairan vagina.
Penularan virus ini terjadi melalui hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV/AIDS tanpa menggunakan alat pengaman, transfusi darah, penggunaan jarus suntik yang tidak steril, dan juga dari ibu yang terinfeksi HIV pada bayi yang sedang dikandung.
Dalam kondisi terserang virus HIV, sistem imun tidak bisa menyerang balik dan membersihkan virus tersebut.
Sampai sekarang belum diketahui mengapa tubuh manusia tidak bisa melawan virus HIV.
Meski begitu, sudah ditemukan obat-obatan yang kemudian dapat digunakan untuk mengendalikan virus HIV.
Sedangkan Aids merupakan kondisi atau sindrom.
Terinsfeksi HIV membuat seseorang mengalami Aids.
Aids terjadi ketika HIV menyebabkan kerusakan apda sistem imun.
Kondisi tersebut, lantas sangat kompleks dan bervariasi pada setiap penderitanya.
Aids terjadi lantaran adanya infeksi yang dialami oleh seseorang karena kerusakan sistem imun.
Seseorang yang kemudian yang masuk dalam kondisi Aids, tubuhnya tidak dapat melawan infeksi selayaknya virus influenza, pada orang normal.
Penderita Aids juga rawan terkena tuberkulosis, radang paru, jamur, dan infeksi lainnya.
Diagnosis HIV Aids sendiri tidak lantas dinyatakan sebagai lonceng kematian.
Pasalnya, orang yang terinveksi HIV bisa hidup sehat tanpa masuk pada Aids.
Namun orang yang menderita Aids sudah pasti terinfeksi virus HIV di dalam tubuhnya.
Komentar